
Beberapa hari yang lalu para media masa saling
bergeliat mencari tau siapa cawapres Jokowi dari Partai Demokrasi Indonesia
atau sering disebut dengan PDI. Pada saat itu banyak sekali opini-opini yang
dibangun oleh publik, siapa yang layak untuk mendampingi Jokowi. Ada yang
bilang A ada juga yang bilang J. Ia dua inisal itulah yang disebut Bapak Jokowi
disaat ditanya oleh para wartawan, dan sifat kepo para wartawan tidak cukup
sampai disitu saja, melainkan mencari siapa itu si A dan si J.
Ya siapa lagi kalau bukan ketua KPK dan Pengurus
PMI. Ya benar sekali sifat ke kepoan wartawan terjawab sudah dari ketua KPK
dikatakan sudah dapat izin untuk jadi cawapres, dari PMI pun juga begitu. Tapi siapa
sangka siapa duga, hanya karena baju yang berwarna putih dan digulung dengan
dua saku di dadanya, sifat kepo wartawan mulai menanjak. Jadi teringat kata pak
Jokowi, kalau baju lengan panjang digulung berarti siap kerja, tapi kalau
lengan panjang tanpa digulung berarti mau kondangan. Mungkin dari situlah para
wartawan mengambil kesimpulan, karena bertepatan pada hari itu pak J memakai
baju putih lengan digulung. Ternyata memang pak J yang jadi cawapres Jokowi.
Tapi kenapa hanya pak Jokowi yang heboh ya,
padahalkan ada dua kubu dalam pemilu presiden nanti. Ada kubu Gerindra yang
mengusung pak Prabowo, bukannya pak Prabowo juga butuh cawapres, kenapa tidak
seheboh pak Jokowi ya??? Apa sayanya saja yang tidak memperhatikan ya. Apa karena
saya pro sama Jokowi? Kayaknya tidak juga. Sepertinya peran media saja yang
banyak mengexspos pak jokowi.
Nah setelah deklarasi pencapresan J & JK selesai
kini giliran deklarasi dari kubu Gerindra dan sangat mudah ditebak ya pak
Prabowo dan Pak Hata. Itu sudah terlihat dari poling hitung cepat kemaren. Jadi
sepertinya wartawan tidak kepo banget.
Yang jadi perhatian saya itu adalah, adanya
perbedaan yang sangat jauh dari cara deklarasi kubu Jokowi dan Prabowo, satu
terlihat merakyat, yang satu terlihat mewah banget. Hemmm saya tidak paham, apa
memang karena modal yang beda juga. Yang satu tanpa tempat duduk, yang satu
memakai tempat duduk + dapat nasi kotak, itu yang saya lihat, satu menuju KPU
memakai sepeda ontel, yang satu jalan kaki.
Dengan dideklarasikan kedua calon presiden Indonesia
besar harapan negara bangsa indonesia ini untuk bisa menjadi negara yang baik,
negara yang toleran, negara yang santun, dan negara yang disegani oleh negara
lain, tidak ada negara bangsa seindah Indonesia, kita bersuku-suku dan
berpulau-pulau, tapi kita satu bendera, Merah Putih harga mati, Bhinneka
Tunggal Ika.
Sayasih hanya bisa berharap, bahwa rakyat hanya
butuh kedekatan dengan pemimpinnya, tidak ada sekat antara pemimpin dan rakyat.
Semua bisa meilhatlah cara berkampanye mereka, menjual visi misi mereka. Saya hanya
berpesan selaku rakyat indonesia, jadikan Indonesia ini negara bangsa yang adil
dan makmur, nyaman sentosa. Memang tidak sekejap mata ketika sudah jadi
presiden, tapi setidaknya ada usaha serius untuk membenahi negara bangsa kita
ini, kasihan sama ibu pertiwi kita, yang sudah bersusah hati, yang membuat air
matanya terus berlinang, ayolah, kita buat ibu pertiwi tersenyum. Dan kita
selaku rakyat bisa menikmati kekayaan alam yang ada di kaki kita ini.
0 Komentar untuk "Menuju Ibu Pertiwi Tersenyum"
Bagaimana Pendapatmu? Silahkan isi komentarmu. Terimakasih