Siapa yang tidak kenal semut orange di ibukota kita
ini, pasukan orange setiap hari menyisiri jalanan meski panas matahari
menyengat kulitnya. Pasukan orange ini jangan dipandang sebelah mata.asal
kalian tahu mereka mulai mensisiri jalanan ibukota dari pukul 05:00 sampai
dengan pukul 17:00. Bah berapa jam mereka kerja, rumor terakhir yang saya tahu
adalah kenaikan gaji mereka yang sebelumnya 1,8 juta menjadi 2juta menjadi
polemik di masyarakat. Ada yang iri ada juga yang salut akan keputusan mantan
gubernur belitung timur itu.
Meskipun sudah dinaikan, menurt saya itu belum
sebanding dengan kerja kerasnya dalam merawat ibu kota ini. Meskipun Pemprof
mengajak masyarakat DKI kususnya untuk mencintai lingkungan dengan membuang
sampah pada tempatnya, akan prilaku kumuh warga ini masih mendarah daging,
mungkin karena memang didikan dari orangtua dari kecil. Saya dari kecil
diajakan membuang sampah pada tempatnya, meski kadang juga asal buang, itu
terjadi kalau tidak bisa mengantongi sampah tersebut. Pernah suatu ketika saat
saya masih kuliah, dosen saya bercerita, bahwa ketika dosen saya naik angkot
untuk pulang, dilihatlah ada anak kecil maaf bukan maksut sara “cina” dan dosen
saya bilang dia bukan muslim, karena keluar dari greja. Nah pada saat di angkot
anak itu makan eskrim sampai belebotan mukanya, maklum anak kecil, nah ketika
sudah selesai, apakah anak itu membuang langsung bungkusnya? Ternyata tidak,
anak itu melipat bungkus es krim tersebut dan mengantonginya, kemudian karena
penasarannya sang dosen saya itu, sampai diikuti dimana si anak dan orangtuanya
turun, saat turun orang tuanya menuju tempat sampah, dan anak tersebut membuang
sampah yang dikantonginya. Sungguh itu pelajaran yang sangat berharga jika
orang tua mau mendidik anaknya untuk benar-benar mencintai kebersihan.
Dalam islam, sering kita jumpai sebuah hadits yang
artinya kebersihan adalah sebagian dari iman. Tapi apa yang terjadi, sekarang
giliran saya di angkot, ketika anak disamping saya selesai minum susu kotaknya
si anak menyodorkan wadah susu kotak tersebut ke ibunya yang berjilbab ayu, dan
apa yang dilakukan ibunya, sang ibu malah menunjuk ke jendela mobil, dibuanglah
bungkus susu kotak teersebut, nah ini sangat berbanding terbalik dengan hadits
yang sering kita dengar dari kecil. Orang tua yang mengajarkan dari dini
membuat prilaku membuang sampah sembarangan dan mengaakibatkan banjir.
Nah apa kita mau memandang sebelah mata lagi pasukan
orange tersebut, harusnya kita menghargai mereka, bukan malah memperparah
keadaan, dengan membuang sampah seenaknya, menaruh sampah di pinggir jalan yang
memang sudah dipersiapkan akan dibuang ketika berangkat ngantor, dan itu sering
saya temui di jalan-jalan raya. Sungguh mereka tidak mencerminkan keimanan
kalau didasari dari hadits yang saya utarakan tadi.
0 Komentar untuk "Pasukan Orange"
Bagaimana Pendapatmu? Silahkan isi komentarmu. Terimakasih