
Sementara, para koruptor yang telah dengan rakus menggunakan
uang negara, di sidang namun tak juga divonis dengan adil, bahkan mungkin
dipetieskan kasusnya. Sedangkan si pencuri ayam yang terpaksa mencuri karena
terhimpit ekonomi, langsung dijebloskan tanpa ampun. Sepertinya memang uang di
negaraku ini sudah menjadi ujung tombak segalanya. Maka tak heran ada syair
lagu “Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang”
Dengarkanlah keluhan petani saat harga pupuk
melambung tinggi sementara harga jual panen turun dibawah harga standar, belum
lagi cuaca yang tak bersahabat memporakporandakan tanaman mereka. Dengarkanlah
para guru yang digaji dibawah upah minimum yang ditetapkan, padahal mereka
berjasa mencerdaskan bangsa ini. Lihatlah para nelayan yang harus berjuang
melawan badai demi sekantung ikan teri?
Untukmu calon presiden dan yang nanti bakal jadi
presiden, saya sangat berharap, bahwa sejarah Indonesia ini dibangun atas dasar
kerelaan para raja-raja tempo dulu, kami sangat berharap, kebinekaan kita tetap
terjaga, pancasila tetap menjadi landasan negara kita. Pak presiden yang nanti
bakal memimpin Bangsa Negara Indonesia, kami rakyat jelata hanya butuh
kesejahteraan, makan tiga kali sehari sudah cukup bagi kami, tidak perlu
kemewahan, asal pendidikan, keamanan dan kesehatan warga negara terjamin. Salam
damai dari kami pencinta keadilan dan kemanusiaan.
0 Komentar untuk "Rakyat Tidak Butuh Kemewahan"
Bagaimana Pendapatmu? Silahkan isi komentarmu. Terimakasih