Deretan Warteg

Jam 12.00 WIB tepat, adalah jam yang dinanti-nanti oleh karyawan, bagaimana tidak dinanti, karena jam itulah para karyawan beristirahat, melepaskan pengat dari tugas-tugas yang numpuk. Semua pada keluar dari ruangan kantornya, ada juga yang bergegas mengambil bekal makanan yang sudah disiapkan oleh istrinya, yaa itu bagi yang sudah berkeluarga, dan memiliki istri yang perhatian pada suaminya. Ada juga yang langsung menuju tempat nongkrong mereka, apalagi kalau bukan warteg.

Ia warteg, warung sederhanya yang memberikan pelayanan bak restoran cepat saji, bagaimana tidak, tak perlu repot-repot baca menu, cukup bermodalkan dengan telunjuk saja, hidangan yang kita harapkan langsung numpuk di piring kita. Warteg memang warung sederhana, namun memiliki citarasa nusantara. Kususnya buat si dompet H 15- hehe…

Jajanan bercitarasa nusantara ini sangat berkelas berat, maksutnya sekali santap langsung kenyang. Karena memang porsi di warteg biasanya maaf-maaf bukan merendahkan “porsi kuli”, kenapa sampai diistilahkan porsi kuli, ya karena porsinya yang banyak, bisa dibandingkan dengan pekerjaan kuli yang sangat berat. Sebenarnya sama saja, seorang karyawan juga kuli, Hanya beda posisi tempat kerja saja.

Ada waktu dimana para masyarakat Jakarta khususnya, merasa bingung ketika hari-hari besar, khususnya hari lebaran. Para penjual warteg pada tutup 24 jam, karena pada Mudik. Nah, bagaimana jika kita sebagai warga Jakarta kehilangan warteg? Apalagi kalau setiap harinya kita mengandalkan keberadaan warteg untuk kebutuhan makan kita.